I LOVE SOMEONE BUT IS NOT YOU

   Suatu hari di sebuah sekolah ternama di daerah Bandung. Suara riuh ramai para siswa yang senang menerima hasil laporan belajar mereka di sekolah selama setahun ini. Yaa… walaupun ada sebagian yang merasa kecewa dengan hasil raport mereka. Asal kalian tahu, hasil itu juga menentukan ke jurusan manakah kalian bakal berada. Jadi sebelumnya para siswa pada dag dig dug menanti hasil rapor mereka. Sama seperti halnya Rara seorang gadis cantik yang pendiam dari luar ia terlihat sangat feminim tapi di dalam diri seorang Rara terselip jiwa yang tangguh dan penuh semangat. Pada hari itu Rara sangat khawatir dengan hasil rapor milikya, ia takut orang tuanya akan kecewa melihat hasilnya tersebut. Alhamdulila akhirnya kabar baik telah di dengar Rara berhasil mendapat nilai yang bagus dan namanya terdaftar dalam daftar nama siswa science. Ia sangat gembira melihat dan mendengar kabar itu. Tentunya setiap siswa pasti sangat menginginkan hal tersebut.

***
       Selamat datang suasana baru, kelas baru, teman baru, semua serba baru. Semester baru telah dimulai dan  di sinilah Rara mulai mengerti mengapa banyak orang sering mengatakan bahwa saat-saat terindah dan kenang manis banyak tercipta pada saat masa SMA. Yaa… tentunya apalagi kalau bukan kisah cinta, Rara pun seperti itu ia mulai mengenal perasaan itu saat ia bertemu dengan seorang cowok yang bernama Dika, ia adalah ketua salah satu ekskul basket di sekolah tersebut. Dika begitu memukau Rara dengan karismanya yang mempesona dan sikap dingin Dika yang membuat Rara semakin penasaran dengan sosok pribadi Dika. Setiap sore sepulang sekolah Rara sering memperhatikan Dika yang sering main basket, dia sangat berharap dia bisa berkenalan dan ngobrol ringan dengan Dika. Disisi lain Rara juga berteman dengan seorang cowok yang begitu baik dengannya, Didit namanya. Rara dan Didit di pertemukan di sebuah LBB, Rara merasa nyaman dan senang memiliki teman seperti Didit. Didit seorang yang dewasa, sabar, baik dan tentunya dia juga cukup pintar, ia juga berada satu kelas dengan Rara. Jadi pastinya mereka sering berinterasi satu sama lain, Rara pernah berharap jika Dika itu Didit pasti masa SMAnya lebih indah dari saat ini. 

                                    ***
      Tanpa ada yang mengira Rara dan Didit semakin hari, semakin dekat teman-teman di kelas pun sering meledeki mereka. Rara sempat sedikit menjaga jarak dengan Didit. Ia takut Didit akan salah paham dengan hal tersebut karena ia tidak mengiginkan pertemanan mereka hancur hanya karena ledekan yang sering di lontarkan teman-teman di kelas. Tanpa ia sadari, Didit juga merasa jika Rara sangat begitu menjauh darinya. Sampai suatu saat Didit tanya pada Rara, “Ra kenapa kamu akhir-akhir ini menjauh dariku?” tanyanya. Deg…. Rara gugup menjawab pertanyaan dari Didit,” aduh……. Apa yang harus aku jawab”  batinya dalam hati. “ehmmm… gak kenapa-kenapa kok, jujurnya Dit aku cuma gak mau kamu salah faham dengan yang dikatakan teman-teman kita satu kelas, jadi aku mengambil tindakan seperti ini”. jawabnya.
                                    ***
      Di saat percakapan tersebut Didit sudah tidak kuat lagi menahan perasaannya untuk Rara yang ia simpan selama ini. “Ra…. Aku boleh ngomong sesuatu yang penting sama kamu?” tanya Didit. Dengan polosnya Rara menjawab “boleh mau tanya apa??”. Sambungnya kemudian “ jujur selama ini aku menyimpan rasa suka sama kamu, aku udah suka sama kamu sejak kita dipertemukan di kelas IA-1 ini, trus kita juga satu LBB jadi setiap hari aku makin suka dan sayang sama kamu?” semuanya sudah di ungkapkan Didit pada Rara. “tunggu.. sejak pertama kali kita bertemu jadi kamu selama ini baik padaku itu karena kamu suka sama aku, aku udah nyaman banget dengan pertemanan kita selama ini”. jawab Rara yang sedikit kecewa mendengar penyataan Didit. “terus gimana aku sayang sama kamu, kamu mau gak jadi pacarku? Pliss..” tanya Didit. Deg,, Rara menciut takut apa yang harus ia lakukan di saat seperti ini, ia ingin keluar dari situasi yang menyudutkannya, binggung, ragu, dan sedih mendengar sahabatnya sangat menginginkan menjalin hubungan dengannya. Sampai akhirnya ia hanya menyanggupi permintaan Didit dan ia akan menjawab pertanyaan besok di sekolah, Rara butuh sedikit waktu untuk memikirkan keputusan yang akan dia ambil. 

***
      Keesokan harinya, Didit menyapa Rara “ Pagi Rara… gimana tidurnya nyenyak?”. Rara pun menjawab “pastilah..” di dalam hati ia sempat berfikir sikap yang bagaimanakah, yang harus ia tunjukan pada Didit setelah penyataannya itu. Seperti biasanya sekolah berjalan dengan lancar dan berjalan seperti biasanya, sampai akhirnya saat pulang sekolah Didit menagih janji pada Rara. Satu pesan singkat masuk di Hp Rara, “Ra,, ntar pulang sekolah aku tunggu di taman belakang sekolah, datang ya..?” isi pesan tersebut. Aduh.. gimana ini jawaban apa yang harus aku berikan pada Didit. Karena Rara sudah tidak kuat memendam itu semua, Rara curhat pada sahabatnya Ira. “ aku harus ngapain, apa yang harus aku lakukan, jawaban apa yang harus aku berikan “. Ia curahkan semua pada temannya itu. Ira memberi pendapat atas masalah yang di alami sahabatnya itu. “ jawaban dari masalahmu itu tergantung pada jawaban dari hatimu jadi lebih baik tanya pada hatimu sebelum kamu memberi jawabanmu padanya”. Rara hanya termenung dan bertanya pada hatinya apakah jawaban yang ia inginkan. Di saat hati di landa kegalauan yang luar biasa dia masih memiliki banyak teman yang selalu menghiburnya. Tertawa adalah satu cara untuk menghilangkan sedikit masalahnya.
***
      Di saat pulang sekolah Rara tidak melupakan janjinya, di sisi lain ia juga sudah memiliki jawaban yang tetap untuknya dan Didit. Ketika ia berjalan menuju ke taman belakang sekolah, ia melewati lapangan basket disana ada Dika yang sedang bermain basket. Dari kejauhan Rara memperhatikan gerak-gerik Dika dan kening Dika yang banyak di basahi keringat. Rara terdiam tanpa berkedip, tiba-tiba BLUKKK…… bola tersebut mengenai pundak Rara dan ia berteriak kesakitan. “maaf… maaf… nggak aku nggak sengaja”,  kata Dika saat menghampiri Rara. “ehmmm… iya gak pa-pa aku juga kok yang salah aku seharusnya gak berdiri di sini”, sambungnya. Di saat yang bersamaan Didit telah menunggu Rara gelisah tak tentu, ia khawatir dengan jawaban yang akan diberikan Rara. Tak lama kemudian Rara muncul dan hati mereka berdua dag dig dug tak karuan. Rara pun memulai percakapan “ eh maaf ya aku datang ya agak telat, oh ya aku cuma penggen nyampaiin aja maaf Dit aku nggak bisa sama kamu, aku lebih senang kita berteman seperti biasa, aku sudah anggap kamu seperti teman atau sahabat yang baik”. Deg.. hati didit kecewa mendengar jawaban dari Rara, tapi mau bagaimana lagi itu adalah jawaban yang terbaik untuk mereka berdua.
***
      Beberapa hari setelah hari tersebut Rara sedikit merasa canggung saat ia bertemu dengan Didit. Dia sedikit binggung bagaimanakah seharusnya ia bersikap pada Didit, apakah ia harus menyapanya dan bersikap ramah kepadanya ketika Rara sudah menyakiti perasaan Didit. Oh tuhan apa yang harus aku lakukan ia begitu baik padaku tapi mengapa aku sangat jahat padanya. Dia tidak pernah menyakitiku tapi mengapa aku tega menyakiti hatinya, sesaat ia termenung di bangkunya. Sampai akhirnya teman kelasnya mengejutkannya, “ Ra kenapa kamu bengong seperti itu? Ntar kesabet banci perempatan loh….” Ledek salah satu teman kelasnya. “ gak papa kok Cuma sedikit berfikir aja”. Jawab Rara. Seperti biasanya sebelum mendudukin kursinya ia selalu membersihkan bangkunya, saat ia membersihkan tiba-tiba ia menemukan sepucuk surat dan setangkai bunga mawar dilaci mejanya. Perlahan ia membaca surat itu isinya seperti ini “ disaat terik matahari yang panas kau datang meyejukkan mata ini, aku terpesona oleh pandangan pertama mungkin itu tidak rasional jika dipikir kita memang tidak pernah kenal satu sama lain tapi aku yakin dengan ini semua aku sangat ingin mengenalmu lebih jauh karena aku memang benar-benar penasaran dengan kehidupanmu, Rara itukah namamu, nama yang indah seindah pemilik namanya, mawar pertamu untukmu begitu indah seindah wajahmu, Salam D.W. Rara sedikit terenyuh membaca surat itu, ia penasaran siapa pengirim surat itu.
***
      Hari berikutnya saat ia pergi ke sekolah, di bawah mejanya ada setangkai bunga mawar tertulis pada tangkainya selamat pagi J D.W. hatinya pun berkembang merekah gembira setelah menerima setangkai bunga mawar merah dari secret admirer. Rara dengan tak sabar menceritakan semua tentang pengaum rahasianya pada sahabatnya. Hari-hari berlalu setiap harinya Rara selalu mendapat setangkai bunga mawar merah sampai pada akhirnya si penggemar rahasianya mengajak ketemuan Rara di lapangan basket. Hari itu datang juga ia berangkat kesekolah dengan hati yang gembira dan ia sudah datang ke lapangan basket ia tidak menemukan siapa pun di lapangan itu hanya ada dua buah ring basket yang tetap berdiri tegak. Ia melihat sekeliling lapangan basket itu dan kemudian ia melihat anak panah yang menunjuk suatu arah. Rara pun mengikuti arah anak panah itu hingga berujung di suatu ruang kesenian yang terlihat kosong dan tak terurus kemudian ia mencoba memberanikan diri masuk ke dalam ruang itu dari dalam terdengar alunan tuts piano yang mengalun merdu. Rara semakin mendekati sumber suara tersebut. Ia kemudian terpaku melihat orang yang memainkan piano dan ternyata seseorang itu adalah Dika. Andika Wijaya, cowok yang selama ini sangat ia kagum-kagumi. Dika mengetahui kedatanganku. Ia lalu tersenyum sambil terus memainkan lagu. ehmmm…. Dag dig dug suara detak jantung Rara semakin tidak menentu. Dika memberi isyarat pada Rara untuk duduk di sampingnya.

***
      Kemudian mereka berdua terdiam beberapa saat. Dika pun memulai percakapan “maaf ya… aku sebelumnya gak pernah ngasih tahu kamu tentang D.W itu, maaf juga selama ini aku nganggu kau, buat penasaran kamu, terus maasih udah mau datang kesini”. Rara hanya tersenyum mendengar penjelasan dari Dika. Di dalam hati Rara hanya tidak penah mengira semua peristiwa itu terjadi di hidupnya. “ eh ya Ra.. aku mau tanya mungkin ini memang aneh dan di luar nalar tapi ini benar-benar terjadi AKU SUKA SAMA KAMU RA..?? MAUKAH KAMU JADI PACARKU??”. Sambung Dika. Cinta memang aneh datang secara tiba-tiba tanpa tahu kapan akan datang sama seperti Rara ia tidak pernah berfikir Dika akan suka padanya hanya karena pertemuan singkatnya. Kesediahan Rara pun silih berganti kegembiranaan saat ia bersama Dika. Hari-hari berikutnya kebahagiaan datang di kehidupan Rara, sahabat-sahabat Rara pun senang melihat perubahan itu. Tiba-tiba suatu hari saat Rara dan Dika makan di sebuah restaurant favorit Rara ia bertemu Didit sedang makan dengan seorang cewek, ia pun menghampiri dan menyapa mereka. Terlihat wajah bahagia di wajah Didit, cewek itu adalah cewek baru Didit. Akhirnya mereka berempat makan bersama dan bergurau bersama-sama, melepas semua problem-problem yang selama ini mereka hadapi. 

***
      Oke readersss…. Satu pesan buat kalian kebahagiaan yang kita inginkan belum tentu akan menjadi kenyataan tapi yakinlah tuhan itu pasti punya kebahagiannya yang lebih dari yang kalian inginkan. Buat kalian yang sekarang ini di pihak yang sama dengan tokoh Rara, yang harus kalian lakukan adalah tetap jujur pada diri sendiri karena jujur adalah jalan terbaik menyelesaikan masalah sebelum timbul masalah yang lain dan jangan pernah putus asa menanti orang yang kalian suka, tetap berjauang ya?? Dan buat kalian yang ada di pihak Didit kalian harus tetap sabar menerimah keputusan-keputusan yang sudah di gariskan tuhan karena tuhan itu maha adil kok, jika gagal satu kali tuhan akan membalas 1000 kali keberhasilan untukmu, dan ingat satu hal RENCANA TUHAN ITU INDAH!!. J
writted By: Mas Amaliyah


Read More

Terhalang tembok kepercayaan

Lintang adalah seorang gadis sholeha yang selalu mengenakan jilbab, Saat lintang mulai meginjak bangku kuliah ia sangat senang karena ia bisa masuk fakultas sastra di universitas indonesia. Memang sejak dulu lintang ingin menjadi seorang sastrawati. Tahun demi tahun berganti seiring berganti tahun ia pun mulai mengenal apa itu cinta. Melalui tempat dimana ia magang menjadi jurnalis di sebuah majalah remaja, ia mengenal seseorang yang bernama michael, michael adalah seorang fotografer dimajalah tersebut, ia rekan kerja yang baik dan bisa diajak kerjasama . Lintang sangat dekatnya karena mereka  tergabung dalam satu proker, hari demi hari mereka lalui bersama.
          Berkat kerjasama itu michael merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, mulai dari ia sangat sukar tidur, cangung jika berbicara dengan lintang, dan banyak lagi. Suatu saat ketika lintang sedang kerja lembur, michael menghampirinya dan Ia bertanya “apakah kamu tidak letih? Setelah bekerja seharian.” Lintang menjawab, “tidak aku malah aku lebih capek jika pekerjaan ini tidak segera aku selesaikan karena ini akan menjadi beban pikiranku”, “ia aku tahu tapi kamu tidak seharusnya  memforsir diri kamu karena masih ada besok untuk menyelesaikan tugas it, toh bos juga tidak menyuruh agar segera diselesaikan” . lintang menjawab “ia maaf z, kalau gitu aku pulang dulu”. “boleh aku antar sampai rumah?” sahut michael. Lintang mengungguk.
Sesampainya dirumah ia hanya ingin diantar sampai  depan gerbang saja. Satu minggu kemudian mereka berdua semakin dekat dan semakin akrab, hingga semua pegawai dikantor tersebut mengirah mereka berdua sudah berpacaran padahal mereka hanya sepasang rekan kerja. Sebenarnya dalam hati lintang tersimpan sebuah rasa yang tidak bisa diungkap, rasa yang selalu menghantuhinya setiap ia tidur. Mereka berdua memang saling suka tapi karena ego mereka tak mau menunjukkannya.
Akhirnya suatu malam michael mengajak lintang makan malam special, disitulah michael menyatakan perasaannya pada lintang lintang pun menjawab dengan yakin dengan kata Ya. Mereka berdua bagaikan pasangan paling bahagia di malam itu, para pegawai kantor mendengar kabar gembira itu dan merasa senang juga mengucapkan selamat mereka berdua. Disore hari yang sejuk ketika jam kerja sudah berakhir lintang sedang menunggu michael yang belum keluar kantor. Dengan tergopong-gopong michael keluar kantor, ia menghampiri lintang tapi karena tergesa-gesa banyak  barang michael yang jatuh dan lintang membantunya memberesi nya. Tapi ia kaget karena menemukan sebuah barang yang menurutnya aneh dan ia bertanya “ ia punya kamu mike,,?” michael menjawab “ iya, itu benda yang sangat berarti untukku, kerena jika aku melihat benda itu maka aku akan selalu mengingat tuhan”. Ternyata benda itu adalah sebuah salib kecil yang selalu dibawa michael, lintang kaget mendengar penyataan mike ia baru tahu bahwa ia sudah mencintai seseorang yang beda keyakinan dengannya.
 Sesampainya dirumahnya ia meratapi itu semua bagai mana mungkin ia berhubungan dengan pria lain keyakinan sementara ia berasal dari keluarga yang sangat berpegang teguh pada agama islam. Ia binggung tapi dengan rasa sanyangnya pada mike ia tetap akan melanjutkan hubungannya walaupun ia tahu bahwa itu dosa. Ia hanya berfikir mungkin hubungannya hanya sebatas pacar dan tidak akan menuju pernikahan. 
Tahun berganti tahun, tak terasa kini lintang sudah menginjak usia 25 tahun, dan hubungannya sudah menginjak usia 5 tahun, ia sudah melupakan semua hal yang bersangkutan dengan keyakinan. Suatu hari ketika ia dan mike  sedang makan siang mike tiba-tiba memengang tangan lintang dan berkata “will you marry with me?” lintang kaget mendengarnya. Ia tidak menyangka kalau michael akan melamarnya, tapi lintang hanya bisa berkata bahwa jika  michael berniat melamarnya maka ia harus minta izin pada orang tuaku. Lalu beberapa minggu belalu, michael berniat sungguh-sungguh malamarnya dan mengajaknya kerumah orang tua lintang. 
Sesampainya dirumah lintang, mereka dengan hati mantap melangkah mamasuki gerbang rumah orang tua lintang, orang tua lintang sangat senang melihat anak kebanggaannya pulang. Tiba saatnya mengenalkan michael pada ortu lintang, ayah bunda ini michael dia ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Karena ia tak sanggup mendengar niat baik michael, ia pamit kebelakang membuat minum untuk mereka semua. Mike mencoba memulai, ia berkata “ayah bunda saya ingin menikah dengan lintang, apa ayah dan bunda setuju???”. Dan ayah pun berkata, “adek ini asalnya dari mana dan latar belakang keluarganya seperti apa??”. Dengan hati gugup mike menjawab,”saya asli jakarta. Ayah dan ibu saya seorang nasrani, saya tahu bahwa saya dan lintang beda keyakinan tapi saya sangat mencintai lintang dan saya ingin menikahinya, saya hanya ingin restu ayah dan ibu untuk menikahi lintang”. Dengan hati yang panas ayah menjawab,”apa jadi kamu seorang, jadi anakku berhubungan dengan lelaki nasrani. Ini tidak bisa, ini tidak boleh terjadi”, ibu mencoba mencairkan suasana,”begini memang di agama kami diperbolehkan menikah beda keyakinan tapi itu terjadi jika yang non muslim adalah perempuannya tapi jika sebaliknya di agama kami sangat dilarang pernikahan itu, hukumnya haram mangapa demikian karena yang menjadi imam adalah laki-laki bukan perempuan.
Dengan bijak ayah mangambil keputusan,”begini saja, sebaiknya adik urungkan niat adik untuk menikahi putri saya karena adik sendiri juga tahu kalau ada perbedaan didepan kalian dan perbedaan itu tidak bisa diubah sampai kapanpun. Mendengar semua itu lintang tak kuat mendengar pernyataan ayahnya, ia tidak bisa berbuat apapun. Lintang hanya bisa menuruti semua keputusan ayahnya itu, dan itulah akhir kisah cinta lintang yang tragis, ia tidak bisa memiliki cintanya karena terhalang  tembok kepercayaan. LL


Read More

Akhir Penantianku (The First Love Can Be The last Love) 

 

                Namaku RIZA PRAMANA PUTRA. biasanya teman-teman ku memanggilku RIZA , aku anak ke7 dari tujuh dari tujuh bersaudara. memang dizaman separti ini asing bila mendengar keluarga sebanyak keluargaku tapi itulah kenyataannya tapi walupun aku punya banyak saudara tapi aku dirumah hanya tinggal bersama kedua orang tuaku dan kakak-kakakku sudah menemukan kehidupan mereka masing-masing. aku lahir tanggal 7 juli 1990. mungkin memang aneh tapi dalam kehidupanku aku banyak dikelilingi angka 7.

 aku memang sudah sedikit berumur, perjalanan cinta yang pernah aku alami sangat indah dan penuh kenangan. “Rizaaaa........!” terdengar suara sahabatku dari kejauhan, kami telah bersahabat sejak duduk di bangku TK, Arman sahabatku juga tetanggaku, keluargaku dan keluarga Arman  sangat dekat walau kami tak memiliki ikatan darah tapi menurut keluargaku kerabat terdekat adalah tetangga. “whoys..... cakep banget nie?!!!, mau nemuin cewek yang mana lagi?” ledeknya padaku. “ngawur aja.... aku sekarang bertekat buat sendiri untuk sementara.” jawabku singkat. “hallahhh..... aku gag percaya dengan kata-katamu baru saja itu, seorang riza mana mungkin bisa menjomblo. bukannya kamu itu cowok yang sudah mendapat julukan cowok playboy cap gayung!!” oloknya lagi. aku hanya membalasnya dengan senyum dan tertwaw kecil, “trus yang terakhir alias cewek ke-17  kamu bagaiman kabarnya?” tanya arman padaku. 

tak ku hiruaukan pertanyaanya itu dan berlalu menyusuri jalan menuju kampus. mungkin arman juga sudah tahu jawabanku. sesampainya di  kampus aku melihat seseorang yang tak asing bagiku, aku mencoba berfikir dan mengingat semua masa laluku. setelah beberapa lama mengigat aku baru sadar bahwa sosok cewek tadi yaitu cinta pertamaku saat di SD tapi apa benar?? kalau seandainya benar mengapa dia tidak menyapaku,  hatiku sempat bertanya-tanya dan menganggap semua hanya khayalanku saja. 

Saat aku terngiang-ngiang bayangan cewek yang melintas didepanku tadi. keesokan hari saat berada dikampus aku bertemu lagi dengan cewek itu lalu aku memusatkan pandanganku padanya  dan benar anggapanku kemarin dia memang cinta pertamaku saat di SD. aku tak tahu mengapa sepertinya aku jatuh cinta kembali pada dia untuk yang kedua kalinya. Mungkin rasa cintaku yang dulu  masih tersisa sedikit di hatiku tapi aku takut menyakiti untuk yang kedua kalinya. Mungkin semua orang tahu kalau aku tipical orang yang mudah bosan dan tidak bisa setia pada satu orang oleh  karena  itulah hingga saat ini aku belum bisa menemukan  cinta sejatiku.  Semakin hari aku hatiku semakin tak menentu apakah ia sama sekali sudah lupa dengan aku yang dulu pernah besama-sama  dengannya setiap  hari tertawa bersama , itu mungkin saja terjadi karena kita sudah tidak bertemu selama 9 tahun lamanya. Mungkin dia juga sudah punya penggantiku,  ku pikir dalam khayalku.

Sampai akhirnya, ketika aku berada satu kelas dengannya, “oh….. tuhan kenapa dengan hatiku, aku tidak mau menyakitinya lagi dan tolong jangan biarkan aku mencintainya lagi, cukup tuhan…!!!” ucapku dalam hati ketika aku duduk di sebelahnya. Tapi  tiba-tiba  dia menoleh ke arahku, dan memberi senyum yang sangat indah sekali, aku bertanya-tanya lagi apa dia tidak mengenaliku , ingin sekali rasanya aku menyapanya, tapi aku tak punya cukup keberanian yang cukup untuk menyapanya.” Riza…. Coba kamu kesini” suara dosenku yang tiba-tiba memanggilku, aku pun langsung menyahut “ iya pak ada apa??”. “begini kamu kemarin kan bilang ke saya kalau kamu mau bimbingan tambahan dari saya, nah sekarang saya punya usul bangaimana kalau kamu bimbingan tambahannya bareng sama  Gita apa kamu setuju, dengan usul bapak??” Seperti sambaran petir yang begitu cepat “ mengapa bapak mengusulkan hal itu?” aku bertanya dalam hati apa ini takdir tuhan untuk menyatukan aku dengan dia, apa semua akan terulang kembali. Hari demi hari, bulan demi bulan, aku lewati. Semakin hari aku semakin dekat dengan Gita dan sampai akhirnya aku merasa jatuh  cinta kembali dengan dia. Tapi suatu saat ketika kami pulang dari bimbingan di dosen kami, aku melihat dia yang menunggu jemputan aku pun menghampirinya  dan mengajaknya untuk bareng pulang bersamaku, ehh malah dia nolak alasannya sih dia mau di jemput temennya. Beberapa menit  kemudian seorang laki-laki datang menghampiri kami. Gita pun berpamitan padaku, “ aku pulang dulu ya!!!” dalam hati aku pun bertanya2 siapa cowok tadi, apa itu cowok gita sekarang atau itu hanya temen gita seperti yang ia bilang padaku tadi.

Minggu besok  adalah minggu yang paling aku nanti-nanti  karena minggu besok aku dan semua teman2ku yang berada di fakultas kedokteran akan kemah akhir pekan, senang rasanya aku bakalan  tiga hari dua malam bersama Gita, cinta petamaku waktu SMP dulu. Hari itu pun datang pagi2 kami semua di kumpulkan dosen pembimbing kami di depan kampus. Uhghhh ndak sabar menanti kemah ini, perjalanan yang kami tempuh selama empat jam dari kampus. Pemandangannya bagus banget . apa yang aku lakukan hari ini hingga 3 hari ke depan tiba2 hal itu terlintas di benakku. aku dan teman2 setendaku menyelesaikan pembangunan tenda kami dan alhamdulilah selesai. Malam pun datang kami semua kecapekan dari memutuskan untuk tidur lebih awal. Tapi aku sempat mendengar suara pertengkaran yang begitu serius lalu aku keluar mencari sumber pertengkaran itu.

Oh…. Ternyata itu suara Gita, aku pun menghampirinya. “Ada apa…???, apa ada maslah yang serius!” aku bertanya padanya. Gita pun menjawab dengan ekspresi sedih” tidak ini pacar aku marah karena tadi sebelum aku berangkat aku tidak pamitan sama dia, eh kenapa aku jadi curhat sama kamu maaf ngalantur.”  “oh... ndak papa kog aku malah eneng kalau kamu mau curhat itu membuktikan kalu kamu tidak menyimpan dendam sama aku, aku mau Tanya boleh kan?” aku memulai obrolan denga Gita. Lalu gita pun menyahut” boleh kog mau Tanya apa?” “kamu udah ndak marahkan sama aku, aku takut banget kamu masih nyimpan dndam kamu dulu sama aku, oh BTW masih ingat gakkk sama kenangan kita dulu?” aku melanjutkan obrolan. “ dendam? Dendam apa ya… jangan bilang tentang masa SMP kita dulu, ya ndak lah… jujur dulu sih benci banget tapi sejak kehadiran Doni, aku bisa mengikhlaskan semua. Tapi emang cinta pertama yang tak pernah tewujut itu sikit banget rasanya, tapi ya udalah semua udah berakhir di-9 tahun lalu, Ya kaannn???” ia mulai membangun nostalgia antara kita.   “he.embt, andai aja kisah indah itu bisa terulang dan andai aja dulu aku bisa jujur dengan perasaanku sebelum kita lulus, aku dulu sebenarnya udah punya rencana buat nembak kamu tapi apa aku tidak punya kesempatan itu tapi aku sih berharap, dulu walaupun aku ama kamu udah lulus kita masih bisa jalin komunikasi lewat telepon tapi apa dulu aku dengar dari temen aku yang satu kelas sama kamu bilang katanya kamu udah punya cowok, aku pun juga udah di kenalin sama cowok kamu dulu!! Sakit banget rasanya itu aku kira kamu masih mau nunggu sebentar aja buat aku”. Aku melanjutkan cerita dengan nada kecewa.

“ apa cowok, cowok yang mana, asal kamu tahu aku udah nunggu kamu selama tiga tahun lebih dan sampai akhinya aku udah putus asa menunggu dengan harapan kosong tanpa tahu kapan terwujut, apa kamu ndak tahu aku dulu pernah berpura-pura senang, bahagia ketika mengucapkan selamat pada pacar pertama kamu, sakit rasanya dengar kamu udah unya cewek lebih dulu dan kamu ndak pernah tepatin janji kamu sama aku.” Gita pun melampiaskan kemarahan pada aku. Ia pun melanjutkan kemarahannya, “ sekarang aku mau Tanya siapa yang salah dengan ini semua apa aku, atau aku kurang sabar nunggu kamu. Tiga tahun Zaaa…. Aku udah nunggu kamu tiga tahun apa waktu itu menurutmu kurang lama untuk kamu, temen-temen ku dulu  bilang salut banget sama aku  karena aku bisa ngalahin perasaan cinta konyol ini dan berusaha tegar dengan semua ini.” Aku pun memotong pembicaraannya” apa…. tiga tahun, apa tidak salah bukannya dulu udah jadian sama cowok kamu dulu itu dari kelas satu terus sekarang kamu bilang kamu nunggu aku 3 tahun!”  “aku ndak pernah bohong sama kamu, memang aku dulu pernah dekat sama salah satu kakak kelasku tapi itu cuma buat teman aja, dan aku ndak pernah serius sama dia. Aku jadiin dia sebagai tempat pelampiasan karena udah kecewa banget sama kamu dan aku lakuin itu setelah aku dengar kamu sama tita, sakit…………. Banget  dan asal kamu tahu dia datang buat nyemangatin aku.” Memuncaklah kemarahannya kepadaku.

Tiba-tiba dia pergi begitu aja. apa benar aku sejahat itu sama dia, aduhhhhhhhh…… kenapa Arman tidak pernah cerita tentang ini semua. Kemudian Arman datang dan duduk di sampingku “wesssssssss… habis nostalgia nie, cieee!!!” ejek dia padaku. Aku pun hanya diam mendengar ejekannya, aku tak punya hasrat untuk membalas ejekannya, aku termenung mendengar semua  cerita Gita apa aku begitu jahatnya sama Gita. “heeeee…. Gakk usah ngalamun kalee’!” ujar Arman mulai menghiburku. “ apa itu benar Man… apa benar yang di katakana Gita?? Kenapa Man… kamu ndak pernah cerita tentang ini semua sama aku. Gita begitu marah sama aku apa aku bisa memperbaiki semua ini???” air mataku tiba-tiba keluar dengan lirihnya. “ tenang janga khawatir aku tahu pasti ini akan terjadi walaupun aku ndak ngasih tahu kamu tentang sebenarnya, kamu bakal tahu sendiri ya kann…!!! Gimana kalau kita sekarang istirahat, yukkk!!”  Arman mulai menenangkanku.

Malam itu aku lewati dengan perasan sedih tak karuan,beberapa hari kemudian aku tak berani menyapanya lagi dan ia pun juga begitu. Hari terakhir perkemahan tiba dan acara terakhir adalah bongkar tenda. Uhhhgggg pengen banget rasanya pulang dan melepas semua penat yang ada sesampainya di kampus tiba –tiba Arman yang menyetir mobil menghampiri Gita, ia mengajaknya bareng sama kita semua. Tapi seperti biasanya ia selalu menolak dan berkata aku sudah di jemput teman, Arman lalu berkata temen atau pacar nie!!!”. “ ya… ya.. terserahlah oh ya tolong dech bilangin sama temen kamu semua ndak akan bisa terulang seperti  9 tahun yang lalu” Gita pun menyidirku.


Akhirnya keesokan harinya seperti biasanya aku kuliah dan berangkat bersama Arman “Rizaaa… cie yang mau nemuin cinta pertama, cie…cieee. Masih lesuh aja Zaa? Udah ndak usah difikirin.” Arman mulai mencairkan suasana. “siapa bilang yang kepikiran sama masalah kemarin sekarang aku mau focus sama kuliah aja.” Aku bilang sama Arman dengan tatapan serius. Sesampainya di kampus aku tergesa-gesa karena hari ini mitest. Aduhhh terlambat lagi, untung aja dosennya berbaik hati dan mengijinkan aku mengikuti mitest. Setelah mitest aku berencana pergi ke perpustakaan, ehh tiba-tiba aku ponselku bunyi dan itu telfon dari mama karena keasyikan telfonan dengan mama sampai2 aku tidak lihat jalan dan aku pun menabrak cewek. BRAKKK…. Suara banyak buku yang di bawanya jatuh, “maaf…. Maaf ya…!! Aku gak sengaja nabrak kamu maaf ya!!” aku segara membantunya membereskan buku yang berserakan. Ohh ternyata yang  aku tabrak tadi Gita, “sorry ya Git!! Sini aku bantu bawa bukunya, sebagai gantinya aku udah nabrak kamu.” Kukatakan seperti itu pada Gita. Sebenarnya aku mulai memandang Gita hanya sebagai teman kuliah dan bukan teman yang berasal dari teman masa lalu yang sangat berarti untukku.

Aku pun mengatar Gita dan membantunya membawa buku ke meja dosen. Tiba-tiba ponsel mungil Gita bunyi sebenarnya aku tak tahu dari siapa telfon itu, mungkin dari doni yang sangat ia cintai. Oohhh tuhan, udah.. udah apa yang aku pikirkan ini…. Aku pun menyelesaikan janjiku pada Gita untuk mengatar buku2 ini. Hari begitu terik aku mengajak Arman ke kantin, rasanya lapar banget “Man makan yukk...!! ”  ajakku pada Arman. “aduhhh,, rame Zaaa makan di luar aja yukkk, gue traktir dech” Arman pun menolak ajakan ku. Dan akhirnya kami makan di restaurant langganan kami. Tapi tiba-tiba ketika aku duduk tempat biasanya. Aku melihat Gita sedang bersama seorang cowok, mereka terlihat bahagia tertawa bersama. Senyum itu, tawa itu semua tetap sama oh tuhan kenapa aku dulu begitu mudah menyia-nyiakan Gita, dia terlihat sangat bahagia berada disamping doni, mungkin mereka guyonan sedikit lelucon memang dari dulu Gita tertawa keras walaupun banyak orang tahu lelucon itu tidak lucu sama sekali.

Tanpa sadar Arman memperhatikanku  yang sejak tadi memandagi Gita, “ ehitssss….. ada apa nie kenapa kamu memandangnya seperti itu Gita memang cantik, baik, setia pula, dengan semua kelebihan yang di milikinya mungkin tidak susah untuknya bisa punya pacar? Apa menurutmu bukankah beruntung menjadi seorang doni?” Arman hanya bisa mengomentari perilakuku  yang seakan-akan menolak takdir yang saat ini kujalani.  “apa??” sahutku  tiba-tiba, “ kamu benar man! Doni memang cowok paling beruntung bisa bersama Gita, seandainya aku yang berada disana apa Gita masih bisa tertawa selebar itu?” lanjutku. “ uadahlah Za… seperti kata Gita kemarin itu semua cuma khayalanmu aja, Gita juga udah bahagiah dengan Doni, lepaskan dia, biarkan dia bahagia dengan caranya sendiri”. Arman pun menanggapi perkataanku. “oh ya,, aku kemarin dapa sms dari manta pacar kamu, dia ingin sekali betemu dan ngobrol sama kamu?” Arman melanjutkan. “apa mantanku, baiklah aku juga sudah lama tidak bertemu dan memdengar kabarnya. Besok aku akan menelfonnya dan membuat janji dengannya”. Ku katakan seperti itu pada Arman.

Keesokan harinya aku nunggu Dita di cafe langganan aku dulu ketika masih pacaran sama Dita. Sesampainya di tempat parkir aku masih terfikir andainya aku kesini nemuin Gita bukan Dita, ah ngapain aku mikir kayak gini. Mungkin dengan jalan seperti ini aku bisa melupakan Gita. “hai… aku disini!” sapa Dita, dia tersenyum lebar dan menggangkatnya, dia telihat gembira melihatku datang karena biasanya setiap Dita ngajk aku ketemuan pasti aku tidak datang. Oh tuhan apa Dita yang kau kirim untuk membantuku melupakan Gita, “kenapa kamu tiba2 pengen ketemu sama aku, apa ada yang pengen di omongin?” aku memulai obrolan. Dengan tersenyum Dita menjawab “ tidak aku hanya pengn tahu kabar kamu, kita udah lama loh ndak ngobrol2 kayak gini, kamu sih ndak pernah mau di ajak ketemuan”. “ya maaf aku sibuk banget ngurus skrip sih, kan habis ini aku mau wisuda do’ain ya, Semoga lancer?” aku sedikit ngeless. Akhirnya makanan pesanan kita datang, “sekarang jomblo atau udah punya pacar baru nie?” sidir dia. Mungkin dia tahu mana tahan seorang playboy nge-jomblo lama2. “enak aja aku jomblo nie sampai sekarang, aku masih pengen focus sama skripsi dulu” jawabku. “oh gitu… syukur dech aku masih pengen loh kita seperti dulu lagi, bisa ndak!!” sambungnya. “huhgkkkhh….” Suaraku yang tiba2 tersedak mendengar penyataannya. “ apa,, tapi maaf aku kan tadi bilang aku pengen focus sama skripsi, kita temenan juga bisa kayak dulu” jawabku menanggapi.  
Keesokan harinya seperti biasa aku berangkat ke kampus dengan sahabatku. Aku sudah membulatkan tekat untuk focus ke skripsiku biar aku bisa dapat nilai akhir yang bgus dan bisa dapat pekerjaan yang bagus. Tapi di kejauhan aku melihat Gita yang sedang diantar Doni, ya ampun mereka cocok sekali. Ku akhiri lamunan ku dan berjalan menuju kelasku,sesampainya di kelas aku tak melihat Arman kemana dia bukannya tadi dia lari duluan menuju kelas. mungkin dia masih ada urusan dan pergi menyelesaikan. “BRAKKK…. “ tiba-tiba Gita menjatuhkan seangkai bunga di mejaku. “ ada apa ini kenapa kamu tiba2 datang dan melempar bungan ini, apa maksudnya?” kutanya dengan keheranan. “kamu apa maksudnyaA? Jelas2 kamu udah lihat tadi aku temuin bunga itu ada di pintu lokerku”. Jawabnya dengan ekspersi marah. “ terus apa hubungannya sama aku?” sambungku. “ apa??? Seharusnya aku yang tanya apa maksudnya kamu ngasih ini, dan disini jelas2 tertulis ITA kira2 siapa di dunia ini yang tahu mpanggilan itu selain kamu, hahhhhh!!!!!!!! Usdah deh inget ya kamu out sebagai cowok jangan pernah ngasih harapan untuk cewek lain kalau kamu sendiri udah sama cewek lain. Inget jangan permainin perasaan cewek lagi karena hati cewek bukan untuk di mainin, INGET ITU DAN CAMKAN BAIK2!!!” itulah yang di ucapkan Gita saat menuduhku yang member bunga itu padanya.

Apa2an ini siapa juga yang ngasih bunga ini ke dia,” Ita…”  memang hanya orang2  atau teman2 kecilnya dulu yang tahu nama panggilan ini tapi selain aku siapa yang tahu, Arman…. Awas kau, aku hanya bisa mengira2 itu semua dalam hati selain itu disitu tertulis  ITA, SELAMAT PAGI SEMOGA DI HARI SECERAH INI KAMU BISA TERSENYUM SEPERTI MATAHARI YANG BERSINAR PAGI INI. Tulisan itu bertandakan kalau seorang cowok memberi harapan pada seorang cewek, tapi kenapa dia sangat marah membaca tulisan ini dan apa maksudnya dia berkata kalau udah ada cewek jangan pernah ngasih harapan ke cewek lain, aduh ini semua bikin kepala pusing. Nanti sesampainya dirumah aku bakal marahin Arman, awas loe MAN….!! Ughgggghhh… hari begitu terik di rumah aku mencoba bertanya pada Arman siapa tahu aja Arman tahu maksud Gita dan aku pengen penjelasan dari dia tentang ini semua.

“ Arman ….. kenapa kamu ngasih bunga ke Gita, terus kamu namain itu pakek namaku, sal kamu tau tadi pagi dia marah dan menuduhku yang tidak2” ku lampiaskan kemarahanku pada Arman. Arman pun jelasin dengan panjang lebar, “aku udah ndak tahan lihat kalian berdua, kamu tahu kemarin siang  aku buntutin kamu ke kafe dan disisi lain aku juga lihat Gita duduk sendirian, kamu tahu Gita juga lihat kamu ngobrol akrab sama Dita dan dia kelihatan marah banget pas tahu kamu udah punya cewek, dia kelihatan kesel dan saat itu aku punya rencana aku pengen Gita lampiasin kemarahannya pada orang yang udah buat dia marah dan sekarang terbuktikan kalau dia marah berarti dia memang masih punya perasaan sama kamu tapi dia ndak mau kayak 9 tahun lalu yang dengan gampangnya kamu nyampakin Gita, dengan tujuan itu aku ngasih bunga ke Gita”. Oh ternyata gitu apa benar, apa benar masih ada perasaan buat aku, Git…?? Kutanya dalam hati tapi kenapa kamu terlihat bahagia saat dengan Doni. Uhghh ini sungguh memusingkan.

Tiga bulan kemudian kuliah ku selesai sidang skripsiku juga berhasil dosenku juga puas melihat makalah skripsiku. Alhamdulilah akhirnya aku bisa menyelesaikan sebagian dari cita2 ku. Setelah wisuda mungkin aku akan mencari pekerjaan dan mewujudkan semua impianku dan aku ingin sekali memperbaiki hubunganku bersama Gita, ya walaupun bukan gita yang  menjadi  istriku nanti setidaknya aku bisa berteman dengan Gita dan tidak dendam lagi di antara kami, dan langkah pertama yang ku ambil aku pergi ke rumah  Gita dan minta maaf atas semua yang aku lakukan selama ini. tapi sesampainya aku tak bertemu dengan Gita malah hanya ada pembantunya dan Doni yang ada disana, Doni pun mempersilakan aku duduk dan dia sedikit berbincang denganku. Tapi aku harus menyampaikan tujuanku ke sini, “kamu Doni kan cowoknya Gita….? Maaf bukannya bermaksud ngapa2in tapi aku pengen ketemu Gita dan minta maaf padanya”. Doni pun menyambung pembicaraan “pacar?? Sepertinya ada sedikit kesalah pahaman aku bukan pacar Gita memang selama ini aku dekat dengan Gita tapi dia tidak pernah mau menerimah dan menganggap aku  seperti pacarnya, dia hanya menganggapku seperti abangnya, memang aku sangat cinta dan sayang sama dia tapi dia lebih memilih untuk tetap mencintai dan setia menunggu cinta pertamanya. Kamu tahu Gita senang sekali ketika tahu dia satu kampus dengan cinta pertamanya dulu, ya kamu adalah cinta pertama Gita tapi sayangnya sampek kepergiannya ke jepang dia belum bisa memperbaiki hubungannya dengan cinta pertamanya, sekarang aku mau tanya sama kamu Za… kenapa kamu jahat banget sama Gita kenapa kamu selalu buat Gita nangis, dia udah terlalu letih buat ngadepin ini semua hingga dia mutusin buat nyari beasiswa ke jepang dan dia berharap kamu bisa bahagia dengan cewek kamu dan dia juga nyuruh aku buat nyampain kalau dia benar2 cinta sama kamu, dan mungkin memang kamu buakan cowok yang membuatnya bisa bahagia tapi lkamu adalah satu2nya cowok yang udah milikin hatinya sampai saat ini”.                                       
  “apa jepang, cinta pertama, kapan- kapan dia berangkat kejepang? Kenapa aku harus tahu ini saat dia mau pergi?” tangisku mulai tumpah mendengar penjelasan Doni. doni pun  member saran untuk menyusul Gita dan menyuruhku memperjuangi semuanya sebelum Gita pergi ke jepang dan mungkin baru 3 tahun lagi kembali ke Indonesia dan itu semua ditentukan 1 jam dari sekarang. Ya tuhan bantu aku…… aku ingin memperjuangin ini semua. Tunggu aku Gita,,,,

Di perjalanan menuju bandara, ku ijak kuat2 gas mobilku dan berharap bisa sampai bandara sebelum pesawatnya leading. Sesampainya disana aku mencari informasi apa pesawat yang akan ke jepang sudah berangkat. “ apa udah leading……….. oh tuhan aku terlambat” kataku dalam hati. Maaf aku Git…. Maafkan aku, tapi tenang aja aku bakal nunggu kamu sampai kamu pulang, ku katakana dengan penuh harapan. Tiba2 terdengar suara yang menyahuti perkataanku “ beneran nie….. mau nunggu 3 tahun lagi lama banget loh tiga tahun tapi itu tidak seberapa dengan penantianku 9 tahun loh aku nunggu kamu masak kamu Cuma tiga tahun gak adil banget tuh!!” ku balik badanku dan aku melihat Gita denga senyumnya yang menghiasi wajahnya. “ Gita…. Kenapa kamu disini bukannya kata Doni kamu pergi ke jepang?”  tanya ku dengan gembira dan ku hampiri dia, ku peluk erat2 dia agar tak pergi lagi. “awal sih gitu tapi tadi sebelum aku masuk ke pesawat aku ketemu Dita dia bilang kalau slama ini tuh kamu cuma melihat Dita sebagai teman dan dia bilang kalau kamu menyesal uadah sering buat aku marah, dia juga bilang kalau kamu….” Sepengaal kata yang tak berani di terusin Gita. “dia bilang aku kenapa? Kok ndak kamu terusin…?” sambungku dengan gembira. “ ndak ahhh ntar GR lagi…” Gita ngeles. “ apa dia bilang kalau aku cinta banget sama kamu,, dan aku nyesel banget sama semua yang terjadi 9 lalu, maafin aku ya Gita…” ku katakan sejujurnya pada Gita. Gita pun hanya tersenyum mendengarnya dan berkata “ tenang aja aku udah maafin kamu, maaf ya dulu aku ndak nyapa kamu pas kita pertama kali ketemu, aku seneng banget bsa ketemu lagi dengan cinta pertama ku dan sekarang aku bisa ngedapatin cinta pertama aku”.

Tak pernah ku banyangkan kalau aku benar2 bisa bersama dengan cinta pertamaku lagi dan Gita adalah cinta pertamaku sekaligus cinta terakhir aku. kisahku ini mungkin juga pernah kalian alami jadi yang sekarang lagi berjuang buat ngedapatin cinta pertama kalian tetap berjuang ya!! Atau yang sekarang lagi nunggu cinta pertamanya sabar aja kalian harus ingat pepatah yang pertama itu bisa jadi yang terakhir tapi kalian juga ndak boleh nyiksa diri Cuma buat nunngu first love kalian. Kalian juga harus ingat tuhan juga mencoba ngirim seseorang buat ngantiin dia di hidup kalian. Dan Kalian tidak boleh menolak itu semua karena itu udah takdir kita langkah yang  perlu kalian lakukan jangan pernah melupakan cinta pertama kalian dan sisakan sedikit perasaan cinta  untuk first lovemu. Dan  ttep semangat untuk penantian kalian, karena tuhan tidak akan pernah menguji makhluknya jika makhluknya tidak kuat untuk mnenghadapi jadi tetap nunggu cinta pertama kalian. Mungkin di masa yang akan datang kalian bisa bertemu dan bisa memperbaiki hubungan kalian. Itulah do’a dari semua orang yang menanti kehadiran first lovenya di masa yang akan datang. :)


Read More