A.
Pengertian
Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah
umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan
kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah
aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari
dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung,
ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis
terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi
stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner),
bisa terjadi serangan jantung.
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang
disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah
menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang
terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam
arteri.Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma)
yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak,
terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan
arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin
karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri,
sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
B.
Anatomi atau struktur tubuh yang terkena
Atherosclerosis
Struktur tubuh yang terkena yaitu pembuluh arteri
terutama pada bagian dinding pembulu darahnya
yang mengalami penebalan akibat terjadinya penumpukan lemak yang diikat monisit
atau sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah. Monosit
tersebut bersifat mrugikan karena mengikat banyak lemak lemak jahat.Unsur lemak
yang berperan disini adalah LDL (low density lipoprotein), LDL sering di sebut
kolestrol jahat, tinggi LDL akan berpotensi menumpuk disepanjang dinding nadi
korener.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan
kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit.
Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa
pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi
lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan
lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini
akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan
mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
C.
Fisiologi tubuh yang terganggu akibat kelainan
Atherosklerosis
Fungsi pembuluh
arteri yang biasanya digunakan untuk mengalirkan darah yang mengandung
oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu.
Pada arteri ada bagian yang bernama Ateroma yang tumbuh semakin besar akibat
aterosklerosis.Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,
sehingga bisa rapuh dan pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga
ateroma menjadi lebih besar dan mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga
bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu terjadinya pembekuan darah (
thrombus ). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri,
atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan
sumbatan di daerah lain ( emboli ). Akibat dari penyempitan arteri jantung
kesulitan memompa darah dan timbul rasa nyeri di dada, suka pusing-pusing dan
berlanjut ke gejala serangan jantung mendadak. Bila penyumbatan terjadi di otak
maka yang di derita stroke dan bisa juga menyebabkan kelumpuhan.
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma di
pengaruhi berbagai factor. Faktor genetik penting dan aterosklerosis serta
komplikasinya cenderung terjadi dalam keluaraga. Seseorang penderita penyakit
keturunan homosistimuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda.
Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner
(arteri menuju ke jantung). Sebaliknya, pada penyakit keturunan
hiperkolesterolemia familial, kadar kolestrol yang sangat tinggi menyebabkan
terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan
arteri lainnya.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Trombus ialah pengumpulan yang
terbentuk dalam sirkulasi darah. Keadaan adanya trombus ini disebut trombosis.
Trombosis femoral dapat terjadi operasi. Gumpalan dalam arteri koroner
menyebabkan trombisis koroner. Bila sebagian gumpalan itu lepas dan masuk sirkulasi
darah disebut embolus. Bila gumpalan ini meleati jantung dan masuk paru-paru
melalui salah satu arteri pulmonaris, sebuah pembulu kecil atau besar dapat
tersumbat emboli paru-paru.
D.
Etiologi Penyakit Atheriosklerosis
Monosit dr darah -> mjd macrofag di dinding
pembuluh darah -> dia akan mengikat bahan2 lemak yg ada di aliran darah
-> terkumpul -> membentuk plak aterosklerosis (ateroma) -> pembuluh
darah mjd semakin sempit -> lama2 ateroma mengumpulkan endapan Ca shg mjd rapuh
dn bisa pecah -> darah masuk ke ateroma yg pecah -> shg menumpahkan
kandungan lemak -> memicu timbulnya bekuan darah (trombus) -> bhkn bsa
lepas dan mengikuti aliran darah shg menyebabkan penyumbatan di daerah lain
(emboli)
DAFTAR PUSTAKA
Kalim H. 2001. Penyakit Kardiovaskuler dari Pediatrik sampai Geriatrik. Jakarta:
Balai Penerbit RS Jantung Harapan Kita
Kusmana, Hanafi. 1996.Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran UI
Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama